Jumat, 17 Juni 2011

Ironi Tentang Punahnya Sang Pembatik


Ironis memang, Indosnesia yang diakui sebagai penghasil batik ternyata banyak pembatik yang gulung tikar, seperti doi kota sewulan
Sewulan merupakan daerah perdikan dari kerajaan mataram budaya membatik saat ini sudah nyaris punah ditelan oleh modernisasi tehnologi dimana harga batik Printing dan cap lebih murah dan harga batik tulis lebih mahal.
Sering perkembangan jaman saat ini tinggal 5 orang yang berprofesi menjadi pembatik itupun hanya sebagai sambilan usai melakukan kegiatan rutinitas rumah tangga dan usia pembatik inipun sudan tua sedang generasi penerus ogah ogahan karena proses pewarnaan ( WEDEL ) atau pencelupan harus dibawa ke bekonang sukoharjo jateng atau solo. dahulu di ponorogo ada namun pengusaha wedel tsb meninggal dan diwariskan ke anaknya malah diboyong ke jOGJA usaha wedel tsb praktis dari tahun 1989 s/d sekarang proses pewarnaan harus ke Surakarta.
Sebenarnya motif batik tradisional madiun selatan sama dengan di solo maupun jogja antara lain semen romo, parang rusak, sidomukti, parang barong, bledag dll hanya ada satu motif kembang jeruk dengan pewarnaan colet (VIOLET) lebih tegas dan Merupakan ciri khas batik madiun . sampai saat ini campurtangan pemerintah untuk melestarikan batik madiun kurang maksimal.

lihat batik indonesia  batik

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar